Minggu, 10 Mei 2009

Kiat hati menjadi bersih


“Jiwa yang sehat terdapat di dalam jiwa pada jasmani yang sehat” merupakan salahsatu teori materialisme yang kebanyakan manusia mengenalnya bahkan semenjak mereka duduk di bangku SD ( sekolah dasar). Teori di atas hanya bertumpu pada hal-hal yang sifatnya materi, nampak dan sebatas hal-hal yang masuk ke dalam akal semata, perkara dhohir yang memungkinkan semua orang mampu menalarnya dengan tidak memperdulikan akurat atau tidak sesuai dengan realita.
Teori materialisme adalah teori yang menanamkan kepada umat manusia pemahaman yang dangkal dan menjauhkan manusia dari sentuhan wahyu ilahi.
Bisa dilihat dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, mungkinkah orang yang hanya memiliki jasad yang sehat dan kuat secara dhohir dikatakan orang yang mempunyai jasad yang sehat?
Amatilah kondisi masyarakat kita saat ini!
Menjamurnya kejahatan sosial mulai dari pencuri hewan ternak, penodong, pencopet dan para koruptor mereka adalah sehat jasmani!? Mungkinkah teori “ mensana enkorpore sano” bisa dibuktikan?!
Islam adalah agama samawi yang dibawa para nabi dan mursalin ( utusan ) yang menguasai dan menggenggam jiwa manusia, Dzat yang Maha Tahu menurunkan wahyu kepada Rasul-Nya “ Muhammad saw” satu bingkai yang jelas dan aktual mengilhami bagaimanakah seseorang dikatakan sehat jasmani dan rohani!?
Rasulullah saw bersabda : “ ingatlah bahwa di dalam jasad itu terdapat segumpal daging, jika baik baiklah seluruh jasad dan jika rusak rusaklah seluruh jasad, itulah hati” ( HR. Bukhori Muslim)
Hati diibaratkan seorang komandan pleton yang membawahi pasukan yang selalu menunggu dan melakukan hal-hal yang diintruksikan untuk dilakukan.
Maka hati itu selamat dari pengaruh luar dan virus-virus yang mengganggu, pastinya akan bekerja dengan baik.
Maka hal positif akan lahir dari pribadi yang memiliki hati yang sehat karenanya akan banyak mendatangkan hal-hal yang menguntungkan baik bagi individu maupun orang lain.
Untuk menjadikan hati sehat, sesuai dengan yang dimaksud dalam hadits di atas maka perlu kita bercermin. Sehatkah hati kita dari virus-virus hati atau mengandung racun yang akan membawa bencana jika tidak segera diobati?
Maka para ulama ma’rifat menganalisa ciri-ciri hati yang sehat melalui interaksinya dengan hal-hal yang mampu teridenfikasi secara benar, hati terbagi menjadi dua golongan:


1. hati yang sehat (shohih)
adalah hati yang selamat dari dorongan syahwat yang bertentangan dengan perintah dan larangan Allah swt, selamat dari syubhat yang menentangnya, selamat dari ketundukkan terhadap selain Allah, selamat dari tahkim ( mengambil) hukum dari selain rasulullah. Jernih peribadatan hanya Allah semata, kehendak, kecintaan, tawakkal, harap, dan cemas hanya kepada Allah swt. Hati yang selamat memberi dan menolak karena-Nya bahkan tidak cukup sebatas itu, hati yang sehat tidak mau tunduk dan bertahkim kepada selain Allah dan rasul-Nya ( Al hujurat ; 1)
2. hati yang sakit (mayyit)
hati yang merasa, hidup namun ada penyakit yang menarik ulur terkadang kepada kebaikan dan keburukan.
Hati yang sakit ada kecintaan kepada Allah, keimanan, keikhlasan, tawakkal yang menyebabkan ada rasa, namun mencintai syahwat, mengedepankan kehendak syahwat, ada iri takabur dan angkuh yang menyebabkannya binasa
Tanda-tanda hati yang hidup :
a. selalu mengingatkan manusia untuk inabah kembali kepada Dzat yang menguasainya
b.perasaan rugi jika terlewatkan dzikir takarub kepada-Nya
c. ingin selalu melaksanakan taat kepada-Nya
d. selalu memperhatikan waktu, merasa khawatir jika waktunya berlalu tanpa menghasilkan hal-hal positif
e. tidak mementingkan perkara dunia
f. hal-hal yang berurusan dengan dunia hilang seketika ketika menghadap Allah swt di dalam sholatnya
g. tidak terputus dan bosan dari mengingat penciptanya.
والله أعلم بالصواب